Asuhan keperawatan Hipoglikemia

Definisi
Hipoglikemia adalah sindrom klinik dengan penyebab yang sangat luas sebagai akibat dari rendahnya kadar glukosa plasma yang akhirnya menyebabkan neuroglikopenia sedangkan Hiperglikemia adalah kadar gula darah (glukosa) yang tinggi akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat karena jumlah insulin yang kurang, atau bisa juga karena kerja insulin yang tidak optima l. Hiperglikemia pada bayi baru lahir lebih jarang terjadi.
Hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar gula atau glukosa darah kurang dari 40 mg% (serum atau plasma lebih tinggi 10-15%). Hipoglikemia dapat asimplomatik atau disertai gejala gangguan susunan syaraf pusat dan kardiopulmonal yang berat
Hipoglikemia (hypo+glic+emia) merupakan konsentrasi glukosa dalam darah berkurangnya secara abnormal yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat  dan sakit kepala apabila kronik dan berat,dapat menyebabkan manifestasisusunan saraf pusat (KamusKedokteran Dorland:2000)


B. Tanda dan Gejala
Hipoglikemia
Hipoglikemia walaupun jarang terjadi pada anak tetapi banyak pada bayi, namun masih tetap merupakan problem untuk dokter anak karena pertama Gejalanya samar-samar dan tidak spesifik  kedua mekanisme yang menyebabkan hipoglikemia sangat banyak dan komplek
Pada bayi yang berusia lebih dari 2 bulan, anak dan dewasa penurunan guala darah kurang dari 40 mg/ DL  dapat menimbulkan rasa lapar dan merangsang pelepasan epinefrin yang berlebihan sehingga menyababkan lemah , gelisah, keringat dingin, gemetar dan takikardi
Gejala hipoglikemia, dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok besar, yaitu: berasal dari sistem syaraf autonom dan berhubungan dengan kurangnya suplai glukosa pada otak (neuroglikopenia).
a) Gejala akibat dari system syaraf autonom adalah berkeringat, gemetar, gelisah dan nausea.
b) Akibat neuroglikopenia adalah pening, bingung, rasa lelah, sulit bicara, sakit kepala dan tidak dapat konsentrasi. Kadang disertai rasa lapar, pandangan kabur, mengantuk dan lemah
Tanda dan Gejala Lain
·         Apnea  henti nafas 20 pernafasan ( cepat > 60x / menit )
·         Sianosis
·         Kejang atau tremor
·         Letargi dan tdk kuat mengisap
·         Tangisan yang lemah atau bernada tinggi
·         Hipotermia
·         Keringat dingin
·         Penurunan kesadaran
Hiperglikemia
Hi­per­glikemia itu sendiri bisa tidak menimbul­kan gejala apa-apa, meskipun kadang di­te­mukan malaise, sakit kepala, dan ke­le­mahan tubuh. Anak-anak juga menjadi, mudah marah, dan sering ngambek, namun gejala utama hiperglikemia ialah akibat diuresis os­motik dan glikosu­ria. Gli­kosuria itu sendiri merupakan pe­ningkatan fre­kuen­si dan volume urin (po­­liuri) sehingga sering membuat anak-anak se­ring mengompol di malam hari. Gejala ini mudah di­kenali pada bayi karena se­ring sekali minum dan banyak sekali urin pada Pampersnya.
Tanda dan gejala Lain
*      Dehidrasi
*      Poliuria
*      Polifagia
*      Peningkatan diameter garis pinggang


C. Etiologi
Penyebab Terjadinya Hipoglikemia
Secara garis besar hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.
1) Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan
*      Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes), hipoglikemia hiperinsulinisme menetap pada bayi, tumor yang memproduksi insulin dan child abuse”). Hiperinsulinisme menyebabkan pemakaian glukosa yang berlebihan terutama akibat rangsang ambilan glukosa oleh otot akibat sekresi insulin yang menetap. Kelainan ini diketahui sebagai hipoglikemia hiperinsulin endogen menetap pada bayi yang sebelumnya disebut sebagai nesidioblastosis.
*      Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus Krebs, defek ”respiratory chain”).Kelainan ini sangat jarang, mengganggu pembentukan ATP dari oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat tinggi
*      Defek pada produksi energi alternatif (defisiensi Carnitine acyl transferase
Kelainan ini mengganggu penggunaan lemak sebagai energi, sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada glukosa. Ini akan menyebabkan masalah bila puasa dalam jangka lama yang seringkali berhubungan dengan penyakit gastrointestinal
*      Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik, termasuk hipertiroidism

2) Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa
*      Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA, malnutrisi, hipoglikemia ketotik) Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia, disamping hipoglikemia akibat pemberian insulin pada diabetes. Hal ini dapat dibedakan dengan melihat keadaan klinis dan adanya hipoglikemia ketotik, biasanya terjadi pada anak yang kurus, usia antara 18 bulan sampai 6 tahun, biasanya terjadi akibat masukan makanan yang terganggu karena bermacam sebab Penelitian terakhir mekanisme yang mendasari hipoglikemia ketotik adalah gagalnya glukoneogenesis
*      Kelainan pada produksi glukosa hepar,  Kelainan ini menurunkan produksi glukosa melalui berbagai defek, termasuk blokade pada pelepasan dan sintesis glukosa, atau blokade atau menghambat gluikoneogenesis. Anak yang menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi terhadap hipoglikemia,karena penyakitnya bersifat kronik Kelainan hormonal (panhypopituitarisme, defisiensi hormon pertumbuhan,
*      defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder.  Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada pembentukan energi alternative dan merangsang produksi glukosa. Kelainan ini mudah diobati namun yang sangat penting adalah diagnosis dini

Penyebab terjadinya Hiperglikemia
Pada bayi yang sangat kecil, gula yang diberikan melalui infus bisa menyebabkan peningkatan kadar gula darah yang berlebihan. Hiperglikemia juga bisa terjadi pada bayi baru lahir yang mengalami stres berat atau menderita infeksi yang berat (sepsis). Penyebab DM I sebagian besar genetik. Akan tetapi, teori baru menyebutkan adanya infeksi virus yang juga bisa memicu DM tipe I. "Yang sudah dibuktikan adalah infeksi virus Coxsackie tipe B-14. Virus ini merusak sel penghasil insulin di pankreas, sehingga insulin tidak dihasilkan dalam jumlah yang cukup
C. Patofisiologi
Hipoglikemia
ü  Hipoglikemi sering terjadi pada  BBLR, karena cadangan glukosa rendah.
ü  Pada ibu DM terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin sehingga respon insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir di mana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
ü  Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerusakan pada susunan saraf pusat bahkan sampai kematian. 
ü   Kejadian hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes melitus.
ü  Glukosa merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan hari-hari pertama pasca lahir.
ü  Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan penggunaan cadangan glukosa, misalnya  pada asfiksia, hipotermi, hipertermi, gangguan pernapasan.
Hiperglikemia
Sel beta pancreas gagal atau terhambat oleh beberapa keaadan stress yang menyebabkan sekresi insulin menjadi tidak adekuat. Pada keadaan stress tersebut terjadi peningkatan hormon gluikagon sehingga pembentukan glukosa akan meningkat dan menghambat pemakaian glukosa perifer yang akhirnya menimbulkan hiperglikemia. Selanjutnya terjadi diuresis osmotic yang menyebabakan cairan dan elektrolit tubuh berkurang, perfusi ginjal menurun dan sebagai akibatnya sekresi hormon lebih meningkat lahi dan timbul hiperosmolar tidak terjadi ketoasidosis atau ketoasidosis. Terdapat beberapa patogenesis.

E. Pengobatan
Hipoglikemia
Tujuan utama pengobatan hipoglikemia adalah secepat mungkin mengembalikan kadar gula darah kembali normal, menghidari hipoglikemia berulang sampai homeostasis glukosa normal dan mengkoreksi penyakit yang mendasari terjadinya hipoglikemia. Sehingga harus diketahui status klinis dan penyebab hipoglikemia
Hiperglikemia
Pengobatan terdiri dari mengurangi jumlah gula yang diberikan kepada bayi.  Jika hiperglikemia menetap, mungkin perlu diberikan insulin intravena (melalui pembuluh darah).
F. Tatalaksana
Hipoglikemia
a. Monitor
Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor dalam 3 hari pertama :
v  Periksa kadar glukosa saat bayi datang/umur 3 jam
v  Ulangi tiap 6 jam selama 24 jam atau sampai pemeriksaan glukosa normal dalam 2 kali pemeriksaan
v  Kadar glukosa ≤  45 mg/dl atau gejala positif tangani hipoglikemia
v   Pemeriksaan kadar glukosa baik, pulangkan setelah 3 hari penanganan hipoglikemia selesai
v  Periksa glukosa darah pada : 1 jam setelah bolus dan tiap 3 jam
v   Bila kadar glukosa masih < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala, ulangi seperti diatas
v  Bila kadar 25-45 mg/dl, tanpa gejala klinis :
o   Infus D10 diteruskan
o   Periksa kadar glukosa tiap 3 jam
o   ASI diberikan bila bayi dapat minum
b. Kadar  glukosa darah < 45 mg/dl tanpa GEJALA :
v  ASI teruskan
v  Pantau, bila ada gejala manajemen seperti diatas
v  Periksa kadar glukosa tiap 3 jam atau sebelum minum, bila :
o Kadar < 25 mg/dl, dengan atau tanpa gejala tangani hipoglikemi
o  Kadar 25-45 mg/dl naikkan frekwensi minum
o Kadar ≥ 45 mg/dl manajemen sebagai kadar glukosa normal
d. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
v  konsultasi endokrin
v  terapi : kortikosteroid  hidrokortison 5 mg/kg/hari 2 x/hari iv atau prednison 2 mg/kg/hari per oral, mencari kausa hipoglikemia lebih dalam.
v   bila masih hipoglikemia dapat ditambahkan obat lain : somatostatin, glukagon, diazoxide, human growth hormon, pembedahan. (jarang dilakukan)
Hiperglikemia
© Rehidrasi
 NaCl ; bisa diberikan cairan isotonic atau hipotonik ½ normal, diguyur 1000 ml/jam sampai keadaan cairan intravaskular dan perfusi jaringan mulai membaik, baru diperhitungkan kekurangannya dan diberikan dalam 12-48 jam. Pemberiancairan isotonic harus mendapat pertimbangan untuk pasien dengan kegagalan jantung, penyakit ginjal atau hipernatremia.
• § Glukosa 5% diberikan pada waktu kadar glukosa darah sekitar 200-250 mg%
© Insulin
Pada pasien dengan HONK sensitive terhadap insulin dan diketahui pula bahwa pengobatan dengan insulin dosis rendah pada ketoasidosis diabetik sangat bermanfaat. Karena itu penatalaksanaan pengobatan dapat menggunakan skema mirip protocol ketoasidosis diabetik
© Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik. Bila terdapat fungsi ginjal membaik, perhitungan kalium harus segera diberikan
© Hindari infeksi sekunder
Hati- hati dengan pemasangan infus

Komentar