asuhan keperawatan (Askep) Atresia ani



BAB I
PEMBAHASAN

A.     Pengertian

Atresia ani (malformasi anorektal/anus imperforate) adalah bentuk kelainan bawaan yang menunjukan keadaan tidak ada anus, atau tidak sempurnanya bentuk anus.
Keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat terjadi pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan normalnya
            Bentuk-bentuk kelainan atresia ani {(atresia anal)
*      Lubang anus sempit atau salah letak di depan tempat semestinya
*      Terdapat selaput pada saat pembukaan anus sehingga mengganggu proses pengeluaran feses
*      Rektum(saluran akhir usu besar) tidak terhubung dengan lubang anus
*      Rektum terhubung dengan saluran kemih (kencing) atau sistem reproduksi melalui fistula (lubang) dan tidak terdapat pembukaan anus.
Kelainan bentuk anus akan menyebabkan gangguan buang air besar.       
*      Ketika lubang anus sempit, bayi kesulitan BAB menyebabkan konstipasi dan ketidaknyamanan.

*      Jika terdapat selaput pada akhiran jalan keluar anus, bayi tidak bisa BAB.
*      Ketika rektum tidak berhubungan dengan anus tetapi terdapat fistula, feses akan keluar melalui fistula tersebut sebagai pengganti anus. Hal ini dapat menyebabkan infeksi.
*      Jika rektum tidak berhubungan dengan anus dan tidak terdapat fistula sehingga feses tidak dapat dikeluarkan dari tubuh dan bayi tidak dapat BAB.
Suatu perineum tanpa apertura anal diuraikan sebagai inperforata. Ladd dan Gross (1966) membagi anus inperforata dalam 4 golongan, yaitu:
*      Stenosis rectum yang lebih rendah atau pada anus
*      Membran anus menetap.
*      Anus inperforata dan ujung rectum yang buntu terletak pada bermacam-macam jarak dari peritoneum
*      Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum yang buntu


B.     Etiologi Atresia Ani
Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
*      Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
*      Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3 bulan
*      Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.

C.     Patofisiologi Atresia Ani
Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :
*      Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik.

*      Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur.
*      Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu atau tiga bulan
*      Berkaitan dengan sindrom down.
*      Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan
Terdapat tiga macam letak
*      Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani (m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital
*      Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak menembusnya.
*      Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.Pada wanita 90% dengan fistula kevagina/perineum
Pada laki-laki umumnya letak tinggi, bila ada fistula ke traktus urinarius

D.     Tanda dan gejala

*      Perut kembung.
*       Muntah (cairan muntahan berwarna hijau karena cairan empedu atau berwarna hitam kehijauan
*      Bayi tidak bisa buang air besar .
*      Tidak ada atau tampak kelainan anus

E.      Gambaran Klinik Atresia Ani
Pada sebagian besar anomati ini neonatus ditemukan dengan obstruksi usus. Tanda berikut merupakan indikasi beberapa abnormalitas:


*      Tidak adanya apertura anal.
*      Mekonium yang keluar dari suatu orifisium abnormal.
*      Muntah dengan abdomen yang kembung.
*      Kesukaran defekasi,  misalnya dikeluarkannya feses mirip seperti stenosis
Untuk mengetahui kelainan ini secara dini, pada semua bayi baru lahir harus dilakukan colok anus dengan menggunakan termometer yang dimasukkan sampai sepanjang 2 cm ke dalam anus. Atau dapat juga dengan jari kelingking yang memakai sarung tangan. Jika terdapat kelainan, maka termometer atau jari tidak dapat masuk.
Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum. Gejala akan timbul dalam 24-48 jam setelah lahir berupa perut kembung, muntah berwarna hijau.
F.      Pemeriksaan Penunjang Atresia Ani

1.       X-ray, ini menunjukkan adanya gas dalam usus.
2.       Pewarnaan radiopak dimasukkan kedalam traktus urinarius, misalnya suatu sistouretrogram mikturasi akan memperlihatkan hubungan rektourinarius dan kelainan urinarius.
3.       Pemeriksaan urin, perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat mekonium

G.     Penatalaksanaan Atresia Ani

a.       Medis :

ü  Eksisi membran anal.
ü  Fistula, yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah umur 3 bulan dilakukan koreksi sekaligus.
ü  Kolostomi (pembuatan lubang anus di bagian perut)
ü  Dilatasi Anal (pelebaran lubang anus)

ü  Eksisi membran anal (pelepasan selaput anus).
ü  Anoplasty (perbaikan organ anus)

b.       Non Medis

ü  Toilet Training.
ü  Dimulai pada usia 2-3 tahun.
ü  Menggunakan strategi yang sama dengan anak normal..
ü  Bowel Management.
ü  Menjaga kebersihan kantung kolostomi, meliputi enema/irigasi kolon satu kali sehari untuk membersihkan kolon.
ü  Diet makanan termasuk pengaturan asupan laktasi (ASI)

c.       Keperawatan :
Kepada orang tua perlu diberitahukan mengenai kelainan pada anaknya dan keadaan tersebut dapat diperbaiki dengan jalan operasi. Operasi akan dilakukan 2 tahap yaitu tahap pertama hanya dibuatkan anus buatan dan setelah umur 3 bulan dilakukan operasi tahapan ke 2, selain itu perlu diberitahukan perawatan anus buatan dalam menjaga kebersihan untuk mencegah infeksi. Serta memperhatikan kesehatan bayi.



Komentar