Asuhan Keperawatan/Laporan Pendahuluan INC (Persalinan Normal)



LAPORAN PENDAHULUAN
INC (Persalinan Normal)
A.    DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi( janin dan uri ) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain  dengan bantuan atau tanpa bantuan ( kekuatan sendiri ).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan ( 37 – 42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
B.     ETIOLOGI
Penyebab pasti partus masih merupakan teori yang kompleks antara lain oleh factor hormonal ,pengaruh prostaglandin,struktur uterus ,sirkulasi uterus,pengaruh saraf dan nutrisi,perubahan biokimia antara lain penurunan kadar hormone estrogen dan progesteron 

C.     ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN UMUR KEHAMILAN DAN BERAT JANIN YANG DILAHIRKAN
v  Abortus
§  Terhentinya dan dikeluatkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup diluar kandungan
§  Umur hamil sebelum 28 minggu
§  Berat janin kurang dari 1000 gram
v  Persalinan prematuritas
§  Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu
§  Berat janin kurang dari 2.449 gram
v  Persalinan Aterm
§  Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
§  Berat janin diatas 2500 gram
v  Persalinan Serotinus
§  Persalinan melampaui umur 42 minggu
§  Pada janin terdapat tanda postmaturitas
v  Persalinan Presipitatus
§  Persalinan berlangsung cepat  kurang dari 3 jam
D.    BENTUK PERSALINAN
  1. Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri, dan melalui jalan lahir.
  1. Persalinan Bantuan
Persalinan dengan rangsangan yang dibantu dengan tenaga dari luar, ekstraksi dengan forcep atau dengan dilakukan sectio sesario.
  1. Persalinan Anjuran
Persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, baru berlangsung setelah pemecahan ketuban.
E.     PENYEBAB MULAINYA PERSALINAN
1.      Perubahan Kadar Hormon
-          Kadar progesterone menurun (relaksasi otot menghilang)
-          Kadar estrogen dan prostaglandin meninggi
-          Oksitosin pituitari dilepaskan (pada kebanyakan kehamilanproduksi hormon ini akan disupresi)
2.      Distensi Uterus, dapat menyebabkan hal berikut :
-          Serabut otot yang tegang sampai batas kemampuannya akan bereaksi dengan mengadakan kontraksi
-          Produksi dan pelepasan prostaglandin
-          Sirkulasi plasenta mungkin mengganggu sehingga menimbulkan perubahan hormonal
3.      Tekanan Janin
-          Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhannya didalam batas uterus ia akan menyebabkan:
-          Peningkatan tekanan dan ketegangan pada dinding uterus
-          Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut sehingga timbul kontraksi.
F.      TANDA-TANDA PERSALINAN
Sebelum persalinan mulai, saat mendekati akhir kehamilanklien mungkin lihat perubahan tertentu atau ada tanda-tanda bahwa persalinan terjadi tidak lama lagi sekitar 2-4 minggu sebelum persalinan. Kepal janin mulai menetap lebih jauh kedalam pelviks. Tekanan pada diafragma berkurang seperti memperingan berat badan bayi dan memungkinkan ibu untuk bernapas lebih mudah, akan lebih sering berkemih, dan akan lebih bertekan pada pelviks karena bayi lebih rendah dalam pelviknya.
1.      Persalinan Palsu
a.       Terjadi lightening
Menjelang minggu ke – 36 pada primigravida terjadi penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan:
1)      Kontraksi Braxton hicks
2)      Ketegangan dinding perut
3)      Ketegangan ligamentum rotandum
4)      Gaya berat janin dimana kepala kearah bawah
b.      Masuknya kepala bayi kepintu atas panggul dirasakan ibu hamil :
1)      Terasa ringan dibagian atas, rasa sesaknya berkurang
2)      Dibagian bawah terasa sesak
3)      Terjadi kesulitan saat berjalan
4)      Sering miksi ( beser kencing )
5)      Terjadinya His permulaan
Pada saat hamil muda sering terjadi kontraksi Braxton hicks dikemukan sebagai keluhan karena dirasakan sakit dan mengganggu  terjadi karena perubahan keseimbangan estrogen,progesterone, dan memberikan kesempatan rangsangan oksitosin.
Dengan makin tua hamil, pengeluaran estrogen dan progesterone makin berkurang sehingga oksitosin dapat menimbulkan kontraksi yang lebih seringb sebagai his palsu.
Sifat his permulaan ( palsu )
o   Rasa nyeri ringan di bagian bawah
o   Datangnya tidak teratur
o   Tidak ada perubahan pada serviks atau pembawa tanda
o   Durasinya pendek
o   Tidak bertambah bila beraktifitas
2.      Persalinan Sejati
Ø  Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat :
·         Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan
·         Sifatnya teratur,interval makin  pendek, dan kekuatannya makin besar
·         Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
·         Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah 
Ø  Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan:
·         Pendataran dan pembukaan
·         Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas
·         Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah
Ø  Pengeluaran Cairan
 Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan. Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
G.    TAHAP-TAHAP PERSALINAN
1.      Kala I
Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi dalam 2 fase yaitu: fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka dari 3 cm sampai 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif.
2.      Kala II
Dimulai darti pembukaan lengkap (10 cm), sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung selama 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
3.      Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
4.      Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.

H.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
1.      Power / Tenaga
Power utama pada persalinan adalah tenaga/kekuatan yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi otot-otot rahim. Gerakan memendek dan menebalotot-otot rahim yang terjadi sementara waktu disebut kontraksi. Kontraksi ini terjadi diluar sadar sedangkan retraksi mengejan adalah tenaga kedua (otot-otot perut dan diafragma) digunakan dalam kala II persalinan. Tenaga dipakai untuk mendorong bayi keluar dan merupakan kekuatan ekspulsi yang dihasilkan oleh otot-otot volunter ibu.
2.      Passages/Lintasan
Janin harus berjalan lewat rongga panggul atau serviks dan vagina sebelum dilahirkan untuk dapat dilahirkan, janin harus mengatasi pula tahanan atau resisten yang ditimbulkan oleh struktur dasar panggul dan sekitarnya.
3.      Passanger
Passenger utama lewat jalan lahir adalah janin dan bagian janin yang paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala janin selain itu disertai dengan plasenta selaput dan cairan ketuban atau amnion.
4.      Psikologis
Dalam persalinan terdapat kebutuhan emosional jika kebutuhan tidak tepenuhi paling tidak sama seperti kebutuhan jasmaninya. Prognosis keseluruhan wanita tersebut yang berkenan dengan kehadiran anaknya terkena akibat yang merugikan.
I.       KOMPLIKASI DALAM PERSALINAN
1.         Persalinan lama
2.         Perdarahan pasca persalinan
3.         Malpresentasi dan malposisi
4.         Distosia bahu
5.         Distensi uterus
6.         Persalinan dengan parut uterus
7.         Gawat janin
8.         Prolapsus tali pusat
9.         Demam dalam persalinan
10.     Demam pasca persalinan

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.      Kala I
1.      Pengkajian
a.       Anamnesa
    • Nama, umur, dan alamat
    • Gravida dan para
    • Hari pertama haid terakhir (HPHT)
    • Riwayat alergi obat
    • Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi, apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer? Kapan pecahnya? Apakah keluar darah  pervagina? Bercak atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum? Apakah ibu kesulitan berkemih?
    • Riwayat kehamilan sebelumnya
    • Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
    • Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah atau nyeri epigastrium)
    • Pemeriksaan fisik
§  Tunjukkan sikap ramah
§  Minta mengosongkan kandung kemih
§  Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan tubuh
§  Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan), untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua kontraksi.
§  Pemeriksaan abdomen
§  Menentukan tinggi fundus
§  Kontraksi uterus
b.       Palpasi jumlah kontraksi dalam 10 menit, durasi dan lamanya kontraksi
·         Memantau denyut jantung janin (normal 120-160x/menit)
·         Menentukan presentasi (bokong atau kepala)
·         Menentukan penurunan bagian terbawah janin
·         Pemeriksaan dalam
o    Nilai pembukaan dan penipisan serviks
o    Nilai penurunan bagian terbawah dan apakah sudah masuk rongga panggul
o    Jika bagian terbawah kepala, pastikan petunjuknya.
2.      Diagnosa keperawatan
a.       Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
b.      Kelelahan berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
3.      Perencanaan
a.        Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus selama persalinan
Tujuan: diharapkan ibu mampu mengendalikan nyerinya dengan
kriteria evaluasi ibu menyatakan menerima rasa nyerinya sebagai proses fisiologis persalinan
Intervensi:
·         Kaji kontraksi uterus dan ketidaknyamanan (awitan, frekuensi, durasi, intensitas, dan gambaran ketidaknyamanan)
Rasional: untuk mengetahui kemajuan persalinan dan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu
·         Kaji tentang metode pereda nyeri yang diketahui  dan dialam
Rasional: nyeri persalinan bersifat unik dan berbeda–beda tiap individu. Respon terhadap nyeri sangat tergantung budaya, pengalaman terdahulu dan serta dukungan emosional termasuk orang yang diinginkan (Henderson, 2006)
·         Kaji faktor yang dapat menurunkan toleransi terhadap nyeri
Rasional:mengidentifikasi jalan keluar yang harus dilakukan
·         Kurangi dan hilangkan faktor yang meningkatkan nyeri
Rasional: tidak menambah nyeri klien
·         Jelaskan metode pereda nyeri yang ada seperti relaksasi, massage, pola pernafasan, pemberian posisi, obat – obatan
Rasional: memungkinkan lebih banyak alternative yang dimiliki oleh ibu, oleh karena dukungan kepada ibu untuk mengendalikan rasa nyerinya (Rajan dalam Henderson, 2006)
·         Lakukan perubahan posisi sesuai dengan keinginan ibu, tetapi ingin di tempat tidur anjurkan untuk miring ke kiri
Rasional: nyeri persalinan bersifat sangat individual sehingga posisi nyaman tiap individu akan berbeda, miring kiri dianjurkan karena memaksimalkan curah jantung ibu.
·         Beberapa teknik pengendalian nyeri Relaksasi Massage
Rasional : Bertujuan untuk meminimalkan aktivitas simpatis pada system otonom sehingga ibu dapat memecah siklus ketegangan-ansietas-nyeri. Massage yang lebih mudah diingat dan menarik perhatian adalah yang dilakukan orang lain.
b.      Kelelahan  berhubungan dengan peningkatan kebutuhan energy akibat peningkatan metabolisme sekunder akibat nyeri selama persalinan
Tujuan : Diharapkan ibu tidak mengalami keletihan dengan
kriteria evaluasi: nadi:60-80x/menit(saat tidak ada his), ibu menyatakan masih memiliki cukup tenaga
Intervensi:
·         Kaji tanda – tanda vital yaitu nadi dan tekanan darah
Rasional: nadi dan tekanan darah dapat menjadi indicator terhadap status hidrasi dan energy ibu.
·         Anjurkan untuk relaksasi dan istirahat di antara kontraksi
Rasional: mengurangi bertambahnya keletihan dan menghemat energy yang dibutuhkan untuk persalinan
·         Sarankan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu
Rasional: dukungan emosional khususnya dari orang – orang yang berarti bagi ibu dapat memberikan kekuatan dan motivasi bagi ibu
·         Sarankan keluarga untuk menawarkan dan memberikan minuman atau makanan kepada ibu
Rasional: makanan dan asupan cairan yang cukup akan memberi lebih banyak energy dan mencegah dehidrasi yang memperlambat kontraksi atau kontraksi tidak teratur.
2.      Kala II
1.      Pengkajian
a.       Aktivitas /istirahat
·         adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan  sendiri/ relaksasi.
·         Letargi.
·         Lingkaran hitam di bawah mata.
b.      Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi.
c.       Integritas Ego
·         Respon  emosional dapat meningkat.
·         Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat ini klien terlibat mengejan secara aktif.
d.      Eleminasi.
·         Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan tekanan uterus.
·         Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
·         Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine dikeluarkan selama upaya mendorong.
e.       Nyeri/ Ketidak nyamanan
·         Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
·         Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
·         Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
·         Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
·         Kontraksi uterus kuat terjadi  1,5 – 2 mnt masing-masing dan berakhir  60-90 dtk.
·         Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi dalam kelas kelahiran anak.
f.       Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
g.      Keamanan
·         Diaforesis  sering terjadi.
·         Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
h.      Sexualitas
·         Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
·         Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
·         Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
·         Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
·         Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
·         Crowning  terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada presentasi  vertex
2.      Diagnosa Keperawatan
a.       Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik pada bagian presentasi , dilatasi/ peregangan  jaringan , kompresi saraf, pola kontraksi semakin intense lama, hiperventilasi maternal.
b.      Resiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
3.      Perencanaan
a.       Nyeri b/d tekanan mekanik pada presentasi, dilatasi/ peregangan jaringan, kompresi saraf, pola kontraksi semakin intensif
Tujuan : diharapkan klien dapat mengontrol rasa nyeri dengan
kriteria evaluasi :
ü  Mengungkapkan penurunan nyeri
ü  Menggunakan tehnik yang tepat untuk mempertahan kan control.nyeri.
ü  Istirahat diantara kontraksi
Intervensi :
·         Identifikasi derajat ketidak nyamanan dan sumbernya.
R/ Mengklarifikasi kebutuhan memungkinkan intervensi yang tepat.
·         Pantau dan catat aktivitas uterus pada setiap kontraksi.
R/ Memberikan informasi tentangkemajuan kontinu, membantu identifikasi pola kontraksi abnormal
·         Berikan dukungan dan informasi yang berhubungan dengan persalinan.
R/ Informasi tentang perkiraan kelahiran menguatkan upaya yang telah dilakukan berarti.
·         Anjurkan klien untuk mengatur upaya untuk mengejan.
R/ Upaya mengejan spontan yang tidak terus menerus menghindari efeknegatif berkenaandenganpenurunan kadar oksigen ibu dan janin.
·         Bantu ibu untuk memilih posisi optimal untuk mengejan
R/ Posisi yang tepat dengan relaksasi memudahkan kemajuan persalinan.
·         Kaji pemenuhan kandung kemih, kateterisasi bila terlihat distensi.
R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan resiko trauma kantung kencing.
·         Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.
R/ Posisi yang tepat  menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan dan mencegah komplikasi.
b.      Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan, pemajanan terhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban
Tujuan : diharapkan tidak terjadi infeksi dengan
kriteria evaluasi : Tidak ditemukan tanda-tanda adanya infeksi.
Intervensi :
·         Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.
R/ Membantu meningkatkan kebersihan , mencegah terjadinya infeksi uterus asenden dan kemungkinan sepsis.ah kliendan janin rentan pada infeksi saluran asenden dan kemungkinan sepsis.
·         Catat  tanggal  dan waktu pecah ketuban.
R/ Dalam 4 jam setelah ketuban pecah akan terjadi infeksi .
·         Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan tehnik aseptik
R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi endometrial.
·         Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.
R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100 dpm dapat menandakan infeksi.
·         Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.
R/ Menurunkan resiko kontaminasi.
Kolaborasi :
·         Berikan antibiotik sesuai indikasi
R/ Digunakan dengan kewaspadaan karena pemakaian antibiotic dapat merangsang pertumbuhan yang berlebih dari organisme  resisten
3.      Kala III
1.      Pengkajian
a.       Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
b.      Sirkulasi
·         Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat kemudian kembali ke tingkat normal dengan cepat.
·         Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan anastesi.
·         Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan jantung.
c.       Makanan/cairan: kehilangan darah normal 200-300ml.
d.      Nyeri/ketidaknyamanan: inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir mungkin ada.
e.       Seksualitas: darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid menjadi bentuk globular.
f.       Pemeriksaan fisik
·         Kondisi umum ibu: tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh), status mental klien.
·         Inspeksi: perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau sesudah melahirkan plasenta.
·         Palpasi: tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum maupun sesudah pengeluaran plasenta.
2.      Diagnosa keperawatan
a.       Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta.
b.      Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
3.      Perencanaan
a.       Risiko cedera (meternal) b/d posisi selama melahirkan/pemindahan, kesulitan dengan plasenta.
Tujuan : diharapkan tidak terjadi cedera maternal dengan
kriteria evaluasi:
§  Tidak terjadi tanda-tanda perdarahan.
§  Kesadaran pasien bagus.
Intervensi :
Mandiri
·         Palpasi fundus uteri dan masase perlahan.
R/ Memudahkan pelepasan plasenta.
·         Masase fundus secara perlahan setelah pengeluaran plasenta.
R/ Menghindari rangsangan/trauma berlebihan pada fundus.
·         Kaji irama pernapasan dan pengembangan.
R/ Pada pelepasan plasenta. Bahaya ada berupa emboli cairan amnion dapat masuk ke sirkulasi maternal, menyebabkan emboli paru.
·         Bersihkan vulva dan perineum dengan air larutan antiseptik, berikan pembalut perineal steril.
R/ Menghilangkan kemungkinan kontaminan yang dapat mengakibatkan infesi saluran asenden selama periode pasca partum.
·         Rendahkan kaki klien secara simultan dari pijakan kaki.
R/ Membantu menghindari regangan otot.
·         Kaji perilaku klien, perhatikan perubahan SSP.
R/ Peningkatan tekanan intrakranial selama mendorong dan peningkatan curah jantung yang cepat membuat klien dengan aneurisme serebral sebelumnya berisiko terhadap ruptur.
·         Dapatkan sampel darah tali pusat untuk menetukan golongan darah.
R/ Bila bayi Rh-positif dan klien Rh-negatif, klien akan menerima imunisasi dengan imun globulin Rh (Rh-Ig) pada pasca partum.
 Kolaborasi
·         Gunakan bantuan ventilator bila diperlukan.
R/ Kegagalan pernapasan dapat terjadi mengikuti emboli amnion atau pulmoner.
·         Berikan oksitosin IV, posisikan kembali uterus di bawah pengaruh anastesi dan berikan ergonovin maleat (ergotrat) setelah penemapatan uterus kembali. Bantu dengan tampon sesuai dengan indikasi.
R/ Meningkatkan kontraktilitas miometrium uterus.
·         Berikan antibiotik profilatik.
R/ Membatasi potensial infeksi endometrial.
b.      Nyeri b/d trauma jaringan, respon fisiologis setelah melahirkan.
Tujuan : diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan
kriteria evaluasi :
§  Menyatakan nyeri berkurang dengan skala (0-3).
§  Wajah tampak tenang.
§  Wajah tampak tidak meringis.
Intervensi :
Mandiri
·         Bantu dengan teknik pernapasan selama perbaikan pembedahan bila tepat.
R/ Pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi.
·         Berikan kompres es pada perineum setelah melahirkan.
R/ Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema dan memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.
·         Ganti pakaian dan linen basah.
R/ Meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.
·         Berikan selimut hangat.
R/ Tremor/menggigil pada pasca melahirkan mungkin karena hilangnya tekanan secara tiba-tiba pada saraf pelvis atau kemungkinana dihubungkan dengan tranfusi janin ke ibu yang terjadi pada pelepasan plasenta.
Kolaborasi
·         Bantu dalam perbaikan episiotomi bila perlu.
R/ Penyambungan tepi-tepi memudahkan penyembuhan.
4.      Kala IV
1.      Pengkajian
a.       Aktivitas / Istirahat
Pasien tampak “berenergi” atau keletihan / kelelahan, mengantuk
b.      Sirkulasi
o    Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena hipersensitivitas vagal
o    TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap analgesia / anastesia, atau meningkat pada respon terhadap pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
o    Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada ekstremitas bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas dan wajah atau mungkin umum (tanda hipertensi pada kehamilan)
o    Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai 400 – 500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml untuk kelahiran sesaria
c.       Integritas Ego
·         Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal : eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak berminat (kelelahan), atau kecewa
·         Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera pada neonatal.
d.      Eleminasi
·         Hemoroid sering ada dan menonjol
·         Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau kateter urinarius mungkin dipasang
·         Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi menghambat aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan selama persalinan dan kelahiran.
e.       Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
f.       Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes mellitus, remaja, atau pasien primipara)
g.      Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor dengan “menggigil”
h.      Keamanan
·         Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
·         Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
i.        Seksualitas
·         Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak setinggi umbilikus
·         Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap dengan hanya beberapa bekuan kecil
·         Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
·         Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
·         Payudara lunak dengan puting tegang
j.        Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan, termasuk waktu dan jumlah
k.      Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai indikasi dari temuan fisik.
2.      Diagnosa keperawatan
a.       Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
b.      Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota keluarga
3.      Perencanaan
a.       Nyeri akut b/d trauma mekanis / edema jaringan, kelelahan fisik dan psikologis, ansietas
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama … diharapkan pasien dapat mengontrol nyeri, nyeri berkurang
Kriteria Evaluasi :
§  Pasien melaporkan nyeri berkurang
§  Menunjukkan postur dan ekspresi wajah rileks
§  Pasien merasakan nyeri berkurang pada skala nyeri (0-2)
Intervensi :
·         Kaji sifat dan derajat ketidaknyamanan, jenis melahirkan, sifat kejadian intrapartal, lama persalinan, dan pemberian anastesia atau analgesia
Rasional : Membantu mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat ketidaknyamanan nyeri
·         Berikan informasi yang tepat tentang perawatan rutin selama periode pascapartum
Rasional : Informasi dapat mengurangi ansietas berkenaan rasa takut tentang ketidaktahuan, yang dapat memperberat persepsi nyeri
·         Inspeksi perbaikan episiotomi atau laserasi. Evaluasi penyatuan perbaikan luka, perhatikan adanya edema, hemoroid
Rasional : Trauma dan edema meningkatkan derajat ketidaknyamanan dan dapat menyebabkan stress pada garis jahitan
·         Berikan kompres es
Rasional : Es memberikan anastesia lokal, meningkatkan vasokontriksi dan menurunkan pembentukan edema
·         Lakukan tindakan kenyamanan (misalnya : perawatan mulut, mandi sebagian, linen bersih dan kering, perawatan perineal periodik)
Rasional : Meningkatkan kenyamanan, perasaan bersih
·         Masase uterus dengan perlahan sesuai indikasi. Catat adanya faktor-faktor yang memperberat hebatnya dan frekuensi afterpain
Rasional : Masase perlahan meningkatkan kontraktilitas tetapi tidak seharusnya menyebabkan ketidaknyamanan berlebihan. Multipara, distensi uterus berlebihan, rangsangan oksitosin dan menyusui meningkatkan derajat after pain berkenaan dengan kontraksi miometrium
·         Anjurkan penggunaan teknik pernafasan / relaksasi
Rasional : Meningkatkan rasa kontrol dan dapat menurunkan beratnya ketidaknyamanan berkenaan dengan afterpain (kontraksi) dan masase fundus
·         Berikan lingkungan yang tenang, anjurkan pasien istirahat
Rasional : Persalinan dan kelahiran merupakan proses yang melelahkan. Dengan ketenangan dan istirahat dapat mencegah kelelahan yang tidak perlu
·         Kolaborasi : pemberian analgesik sesuai kebutuhan
Rasional : Analgesik bekerja pada pusat otak, yaitu dengan menghambat prostaglandin yang merangsang timbulnya nyeri
b.      Dx 3  : Perubahan proses keluarga b/d transisi / peningkatan perkembangan anggota keluarga
Tujuan : diharapkan keluarga dapat menerima kehadiran anggota keluarga yang baru
Kriteria Evaluasi :
·         Menggendong bayi saat kondisi ibu dan neonatus memungkinkan
·         Mendemonstrasikan perilaku kedekatan dengan anak
Intervensi :
·         Anjurkan pasien untuk menggendong, menyentuh, dan memeriksa bayi
Rasional : Jam-jam pertama setelah kelahiran memberikan kesemaptan untuk terjadinya ikatan keluarga, karena ibu dan bayi secara emosional saling menerima isyarat yang menimbulkan kedekatan dan penerimaan
·         Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi dan membantu dalam perawatan bayi, sesuai kondisi
Rasional : Membantu memfasilitasi ikatan / kedekatan di antara ayah dan bayi. Ayah yang secara aktif berpartisipasi dalam proses kelahiran dan aktivitas interaksi pertama dari bayi, secara umum menyatakan perasaan ikatan khusus pada bayi
·         Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus
Rasional : Kontak mata dengan mata, penggunaan posisi menghadap wajah, berbicara dengan suara tinggi dan menggendong bayi dihubungkan dengan kedekatan antara ibu dan bayi
·         Catat pengungkapan / perilaku yang menunjukkan kekecewaan atau kurang minat / kedekatan
Rasional : Datangnya anggota keluarga baru, bahkan sekalipun sudah diinginkan menciptakan periode disekulibrium sementara, memerlukan penggabungan anak baru ke dalam keluarga yang ada.
·         Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode pemulihan bila diinginkan oleh pasien dan dimungkinkan oleh kondisi ibu / neonatus dan lingkungan
Rasional : Meningkatkan unit keluarga, dan membantu sibling untuk memulai proses adaptasi positif pada peran baru dan masuknya anggota baru dalam struktur keluarga.
·         Anjurkan dan bantu pemberian ASI, tergantung pada pilihan pasien dan keyakinan / praktik budaya
Rasional : Kontak awal mempunyai efek positif pada durasi pemberian ASI, kontak kulit dengan kulit, dan mulainya tugas ibu meningkatkan ikatan
·         Berikan informasi mengenai perawatan segera pasca kelahiran
Rasional : Informasi menghilangkan ansietas yang mungkin mengganggu ikatan atau hasil dari “self absorption” lebih dari perhatian pada bayi baru lahir

Komentar